REDAKSI22.COM – Memperingati Hari Ulang Tahun ke-2 tanggal 5 Desember 2025, Lembaga Adat Masyarakat (LMA) Malind Animha Kabupaten Merauke bekerja sama dengan Komunitas WMS Core menggelar Panggung Hiburan Rakyat dengan irama musik HipHop Graffiti, Musik Rab selama 2 hari di Taman Mandala Merauke, Jumat-Sabtu (5-6/12/2025).
Gelaran musik hiburan berirama Rab dan HipHop ini bertemakan aliran musik di era 1990-2000 sebagai potret warisan (Legacy Movie) masa lalu yakni jejak sesepuh untuk generasi sekarang dengan sebuah tagline ‘Dari Bakat Menjadi Berkat’.
Ketua Umum Komunitas WMS Core Merauke, Los Carlos Silubun menjelaskan, panggung hiburan musik yang digelar mengundang para rapper kondang Merauke maupun bintang tamu dari luar Merauke yakni rapper dari Manokwari, Jayapura, Biak, Yogyakarta dan Jakarta.
“Mereka datang dengan keiklasan hati dan juga ingin support kegiatan kami sekaligus kami merayakan hari ulang tahun ke-2 Lembaga Adat Malind Anim. Kami merasa bangga bisa bekerja sama dan menjadi bagian dari Lembaga Adat Malind Anim,” ujar Carlos kepada redaksi22.com, Sabtu malam.
Ia menjelaskan Komunitas WMS (With My Sosa Core) adalah komunitas yang bergerak di bidang amal dan kemanusiaan dengan sebuah pesan bahwa hidup seseorang membutuhkan orang lain untuk membantu dalam kesusahan. Demikian pula, ketika seseorang meninggal dunia tentu dia tidak mengubur jasadnya sendiri.

“Ini menggambarkan bahwa sebagai manusia kita diciptakan untuk saling menguatkan bukan berjalan sendiri, dan tentunya menjadi berkat bagi sesama. Kita selaku kaum muda, hidup kita harus bisa bermakna bagi orang lain untuk memuliakan nama Tuhan. Sehingga, saya mengajak teman-teman lain untuk tetap rendah hati dan menghargai sesama,” ucapnya.
“Melalui pagelaran panggung hiburan musik HipHop ini, saya ingin mengajak anak-anaknya muda di Merauke, mari kita bergandengan tangan untuk melakukan hal positif dan menjadi berkat bagi sesama kita. Teman-teman tidak sendiri, tetapi kita saling merangkum satu dengan yang lain agar bisa berjalan baik,” ajak Carlos.
Sementara itu, Sekretaris Umum Lembaga Adat Malind Anim, Yoseph Albin Gebze saat ditemui media ini di lapangan Mandala menuturkan, gelaran musik hiburan “Legacy Movie” menjadi bagian dari perayaan hari ulang ke-2 Lembaga Adat Masyarakat Malind Anim, yang mengangkat eksistensi lembaga kultur orang asli Papua (OAP) di wilayah Selatan Papua.
“Dengan momentum peringatan usia 2 tahun ini, kami mau katakan ke publik bahwa kami ini ada. Masyarakat adat pemilik ulayat, pemilik tempat di Merauke ini. Kami mau tunjukkan bahwa kami ada,” tegas Albin Gebze.
Panggung hiburan dengan warna musik HipHop era 1990-2000, kata Albin, selain mengenang nostalgia, memberikan pesan moral yang mengajak generasi muda untuk me-flashback atau mereview ke masa 1990 hingga akhir 2000-an. Di mana genre musik yang lahir pada zaman itu meski berkarakter keras, namun tak ada konflik dan kekacauan.

“Kembali ke era 90-an hingga akhir 2.000-an, ini negeri ini aman, orang pesta-pesta dengan musik beraliran keras, tapi tidak ada kekacauan dan kriminalitas. Sehingga dengan momentum gaya lama ini, kami kembalikan bahwa ini lho, gaya Merauke. Jadi kami mau aman. Generasi sekarang ini mereka lebih suka HipHop. Dan lembaga Adat, lebih membuka diri,” imbuhnya.
Menyinggung soal keamanan, dengan adanya Polisi Adat yang berjaga sepanjang pagelaran musik berlangsung di Taman Mandala, Albin menyebut bahwa hal itu menunjukkan bahwa stabilitas keamanan Merauke lebih dijamin jika melibatkan para tetua Adat Malind.
“Dan terbukti hingga akhir konser musik ini, tidak ada kekacauan. Jadi lembaga Adat, polisi Adat diberdayakan soal keamanan. Kami kerjasama dengan TNI/Polri, dan terbukti kami ciptakan rasa aman di sini, di Taman Mandala ini,” beber Albin.
“Kami lembaga Adat membuka diri, bagaimana generasi muda kita ini berkembang dan perlu hiburan. Tetapi kembali masa terdahulu, jangan ada kekacauan supaya damai negeri ini. Karena negeri ini diciptakan dengan cinta, dan tetap cinta itu yang dipertahankan,“ pungkasnya. (*)
Penulis: Hendrik Resi
Editor: Hen






