PT BIA Gandeng BKSDA Resmikan Kandang Habituasi Perawatan Satwa Liar

REDAKSI22.COM, MERAUKE – PT Bio Inti Agrindo (BIA) bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melalui Kantor Bidang KSDA Wilayah I Merauke meresmikan Kandang Habituasi sebagai fasilitas penanganan awal satwa dilindungi hasil sitaan di Kantor Bidang KSDA Wilayah I Merauke, Kamis (04/12/2025).

Fasilitas Kandang Habituasi diperuntukkan bagi proses perawatan, rehabilitasi hingga pelepasliaran kembali ke habitat asli sebagai bagian dari komitmen perlindungan satwa liar Papua.

Perwakilan manajemen PT BIA, Cho Seung Ryong menegaskan komitmen PT Bio Inti Agrindo (PT BIA) bersama para pemangku kepentingan dalam memperkuat perlindungan satwa Papua dari perdagangan dan perburuan liar.

“Fasilitas yang dibangun PT BIA ini berfungsi sebagai pusat penanganan awal bagi satwa sitaan agar memperoleh perawatan yang layak sebelum memasuki tahap rehabilitasi,” jelas Cho Seung Ryong.

“Upaya ini hadir di tengah meningkatnya peredaran satwa liar ilegal, satwa eksotis yang berada di Merauke dan sekitarnya beberapa masuk dalam CITES Appendix II dan sangat di jaga populasinya,” sambungnya.

Ia menyebut Merauke merupakan wilayah dengan akses darat, laut, dan udara yang mendorong tingginya mobilitas berbagai aktivitas, termasuk potensi pergerakan satwa, sehingga pengawasan di sejumlah jalur masih perlu diperkuat.

“Satwa sitaan yang ditangani petugas kemudian dikirim ke kandang habituasi untuk dipulihkan melalui perawatan intensif, pemberian pakan yang cukup, serta pemeriksaan rutin oleh dokter hewan berpengalaman,” kata Cho Seung Ryong.

Setelah dinyatakan sehat dan siap beradaptasi kembali, lanjutnya, satwa-satwa tersebut akan dilepasliarkan ke habitat alaminya sebagai bagian dari upaya menjaga keberlanjutan satwa liar Papua.

“Sejak 2023, kami bekerja sama dengan BBKSDA Papua untuk menjalankan program pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati di Suaka Margasatwa Danau Bian. Komitmen ini tidak kami lihat sebagai kegiatan jangka pendek, melainkan sebagai program berkelanjutan yang melekat dalam praktik perusahaan,” ujar Cho Seung Ryong.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Papua, Yulius Palita mengapresiasi langkah yang diambil PT. BIA. Peresmian kandang Aviary(Transit/Habituasi) dan kandang Habituasi ini menjadi langkah awal yang memperkuat upaya perlindungan satwa Papua secara lebih terstruktur dan berkelanjutan.

“Ini merupakan wujud nyata bahwa konservasi bukan hanya menjaga kawasan, tetapi juga memastikan keselamatan dan kelestarian setiap makhluk hidup di dalamnya.” Ujar Kepala Bidang teknis BBKSDA Papua, Yulius Palita.

“Fasilitas ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat pemulihan fisik satwa sitaan, tetapi juga pusat edukasi, kolaborasi, dan peningkatan kapasitas bagi para pihak yang terlibat dalam konservasi. Dengan hadirnya fasilitas yang lebih memadai, proses rehabilitasi dapat berjalan lebih efektif sehingga semakin banyak satwa yang dapat kembali hidup bebas di habitat alaminya,” pungkasnya.

Peresmian kandang Aviary(Transit/Habituasi) ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan yang berperan penting dalam upaya pelestarian satwa liar di Papua Selatan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan pertanahan propinsi Papua Selatan, Kepala Balai Taman Nasional Wasur, Kepala Bidang KSDA Wilayah I Merauke, Kepala Seksi Gakkum Wilayah III Merauke, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Papua Selatan.

Hadir pula Mitra TSL di Kabupaten Merauke mempertegas pentingnya sinergi lintas lembaga dalam memperkuat pengawasan dan penanganan satwa dilindungi.

Sebagaimana diketahui, PT. BIA adalah produsen minyak sawit mentah (CPO) yang berbasis di Merauke, Papua, Indonesia. CPO PT BIA diproduksi dari Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh dari kebun inti dan kebun plasma yang dikelola.

PT. BIA merupakan distributor terpercaya bagi perusahaan-perusahaan kelapa sawit ternama di Indonesia dan dunia yang mulai beroperasi di tahun 2011, saat ini PT. BIA mengoperasikan tiga pabrik dan hampir 26.000 hektar lahan tertanam, termasuk perkebunan plasma. Dari total luas perkebunan kami, 6.867 hektar dialokasikan untuk kebun plasma. (*)

Penulis: Hendrik

Editor: Hen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *