REDAKSI22.COM, MERAUKE – Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat Provinsi Papua Selatan tahun 2025 secara resmi ditutup oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno di Gereja St. Yosep Bambu Pamali, Merauke, Rabu (08/10/2025) malam.
Pagelaran yang berlangsung sejak 5 Oktober 2025 lalu itu menjadi momentum penting Gereja Katolik di Tanah Papua Selatan guna memacu semangat iman khususnya generasi muda.
Dalam sambutan, Agustinus Joko Guritno mewakili Gubernur Apolo Safanpo mengajak umat Katolik untuk menjadikan Pesparani sebagai pembaharu dan pemacu semangat iman khususnya generasi muda.
“Kita di Papua Selatan harus bangga karena punya dua keuskupan, yakni Keuskupan Agung Merauke dan Asmat. Sebagai umat Katolik, kita dijaga oleh dua gembala umat di Provinsi Papua Selatan,” ujar Joko Guritno.
Pesparani, lanjutnya, hendaknya menjadi penyemangat generasi muda untuk memperdalam iman Katolik. Papua Selatan merupakan provinsi baru yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2022 harus menjadi contoh dalam pola pengembangan kehidupan rohani.
“Pemerintah bertekad membangun manusia di provinsi ini khususnya pembinaan kehidupan rohani umat beragama. Salah satu melalui kegiatan ini. Setelah momentum ini, diharapkan iman yang baru dalam menggereja bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.
“Harus menjadi contoh dan teladan dalam kehidupan bermasyarakat, mewujudkan cinta kasih seperti yang diajarkan Tuhan Yesus,” sambungnya.
Guritno mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara yang telah menyukseskan Pesparani perdana ini. Sebagai umat yang percaya, semua ini bisa terjadi karena berkat pertolongan Tuhan.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya kegiatan ini sehingga berjalan lancar, aman dan sukses. Terima kasih kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Merauke yang telah mendukung penyelenggaraan pesta akbar gereja ini,” ucap Guritno.
“Saya harap ada dukungan dari gereja dan keuskupan membantu pembinaan umat di wilayah ini. Pemerintah tetap bekerja sama dengan pihak denominasi gereja manapun. Sebab, keberhasilan pemerintah adalah keberhasilan gereja dalam membina umatnya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Hendrik
Editor: Hen






