REDAKSI22.COM, MERAUKE – Wakil Gubernur (Wagub) Papua Selatan, Paskalis Imadawa menekankan pendidikan di wilayah Papua Selatan harus memberi ruang pengembangan minat dan bakat siswa (MBS).
Penekanan Wagub Imadawa disampaikan saat membuka kegiatan Lomba Minat dan Bakat Siswa (MBS) yang diikuti 82 pelajar di se- Papua Selatan di Hotel Halogen Merauke, Selasa (01/07/2025).
Delapan puluh dua peserta didik itu berasal dari sejumlah sekolah di empat kabupaten dalam cakupan Provinsi Papua Selatan yakni Kabupaten Merauke, Mappi, Boven Digoel dan Kabupaten Asmat.
Lomba Minat Bakat Siswa (MBS) yang bertujuan menumbuh- kembangkan minat dan bakat peserta didik di bidang seni, olahraga dan keterampilan itu digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan.
“Anak-anak kita adalah masa depan, tapi juga merupakan harapan Provinsi Papua Selatan. Mereka memiliki talenta yang luar biasa, seperti olahraga, sains dan teknologi. Kegiatan ini membuka ruang bagi mereka,” ujar Wagub Imadawa.
Dengan pengembangan minat dan bakat, lanjut Wagub, siswa dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan secara positif, kreatif dan produktif segala talenta yang dimiliki.
“Pendidikan di Papua Selatan, tidak hanya fokus pada kegiatan akademis semata, tetapi juga memberi ruang pengembangan minat dan bakat. Kegiatan ini menjadi sangat penting untuk menggali potensi anak-anak kita, memperkuat karakter serta membangun rasa percaya diri serta semangat berkompetisi yang sehat,” ujarnya.
Pemprov Papua Selatan berharap lomba minat dan bakat siswa ini, tidak hanya menjadi ajang seleksi perlombaan, tetapi menjadi momentum jalinan persahabatan, mempererat solidaritas antar pelajar.
Selanjutnya, kata Imadawa, memperkuat semangat Papua Selatan bangkit, cerdas dan berdaya saing. Momentum seperti ini penuh keterbatasan dan merupakan perkara umum, semisal akses, pemenuhan kelengkapan dan fasilitas pendidikan hingga kini masih sulit.
“Kita di Papua masih diganjal oleh kurikulum yang terus menerus mengalami perubahan dan nyaris tak relevan dengan kondisi daerah, serta bertolak belakang dengan kondisi riil. Dan Ini merupakan perkara kita bersama dan perlu disuarakan secara lantang,” kata Wagub Imadawa.
Wagub Paskalis menyebut kadang kurikulum memaksa untuk harus di praktekan namun dibatasi keterbatasan fasilitas, tak ada keseimbangan antara relevansi dan kurikulum.
“Penerapan kurikulum belum relevan dengan kondisi di Papua, namun sudah lazim diterapkan,” tandasnya.*
Penulis: Hendrik
Editor: Hen